Reinkarnasi Dengan umur bumi sudah menjadi tua dan populasi manusia makin lama makin banyak, lahan kehidupan manusia tidak berubah, bagaimana manusia dapat hidup dengan lahan terbatas. Kalau dilihat negara kita adalah negara agraris, untuk menghidupi penduduk Indonesia yang jumlahnya sudah melebihi 200 juta orang maka diperlukan dalam penyusunan GBHN yang akan datang harus berorientasi ke bidang pertanian. Berdasarkan pengalaman2 bangsa kita dalam menanggulangi krisis pangan dewasa ini, dimana bangsa kita sudah termasuk negara miskin karena income percapita Indonesia akibat terjadi Krisis Moneter (Krismon) kurang dari US $ 500, sehingga Indonesia sudah termasuk kelompok negara miskin pada hal sebelum Krismon Income per capita kita sudah melebihi US $1000. Dalam era reformasi ini bangsa Indonesia mengalami beberapa krisis yang paling parah adalah masalah pangan, ada beberapa daerah sudah mengalami kelaparan, harga pangan setiap hari melonjak, pada hal daya beli masyarakat sangat rendah.Pemandangan dijalan jalan ibu kota Jakarta sangat menyedihkan, kalau kita keluar dari rumah menuju kantor seperti kita masuk hutan belantara yang banyak binatang2 buasnya, apabila kita menggunakan kendaraan pribadi harus selalu waspada, mulai dari persimpangan jalan sudah banyak orang berkumpul apakah anak2 yang mengatur lalu lintas yang kita harus siap dengan ratusan rupiah, banyak pengamen, pengemis, penjaja koran penodong sudah membaur menjadi satu sehingga kadang2 kita bingung, keamanan diibu kota sudah sangat kritis Mengendarai kendaraan diibu kota harus hati2 sebab para pengguna jalan kebanyakan tidak disiplin berlalu lintas, tidak mematuhi rambu2 lalu lintas dan macet dimana mana, maka kalau kita tidak waspada sangat berbahaya, maka ada istilah yaitu ibu kota lebih sadis dari pada ibu tiri. Baik buruknya karakteristik suatu masyarakat dalam suatu kota dapat dilihat dan diperhatikan tertibnya berlalu lintas, makin baik dan tertib lalu lintasnya makin baik masyarakat kota tersebut, budaya disiplin masyarakat harus ditumbuh kembangkan mulai dari berlalu lintas sehingga hukum benar2 dapat ditegakkan. Disiplin berlalu lintas saja agak sulit dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang resikonya dan hukumnya jelas, apalagi disiplin mengikuti ajaran agama yang hukumnnya manusia tidak segera rasakan sesuai denga hukum karma. Dari beberapa masalah yang dihadapi umat manusia saat ini, maka makin lama manusia dalam kehidupan ini makin sulit, walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) cukup pesat yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, tetapi buktinya manusia saat dalam menghadapi globalisasi saja beberapa negara sudah banyak kesulitan untuk mempertahankan kehidupanya bangsanya ada sebagian negara sudah mengalami kelaparan. Dalam agama Hindu kita mengenal adanya suatu hukum sebab akibat atau kausal yang disebut dengan Karma Pala, yaitu hukum sebab akibat, hukum aksi reaksi, hukum usaha dan hasil yang berlaku untuk seluruh alam semesta. Kalau kita berbicara masalah hukum pasti tidak terlepas dari norma2, kaidah2 yang dipakai untuk mengatur baik hubungan antar manusia dengan yang maha kuasa, hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan alam, hubungan antara manusia dengan negara sehingga semua dapat berjalan dengan harmonis. Suatu kejadian adalah akibat dari suatu peristiwa yang saling terkaitan. Setiap ada suatu peristiwa atau kejadian pasti melalui suatu proses, demikian pula kehidupan umat manusia, sebelum manusia lahir pasti ada suatu proses, menurut kepercayaa agama Hindu bahwa kelahiran manusia adalah suatu proses Reinkarnasi atau Punarbawa (Samsara). Reinkarnasi. Reinkarnasi sama artinya dengan Punarbawa atau Samsara. Punarbawa berasal dari bahasa sansekerta dari kata Punar yang artinya kembali dan Bawa yang artinya lahir. Jadi Punarbawa adalah suatu kepercayaan tentang kelahiran yang berulang ulang atau suatu proses kelahiran yang biasa disebut dengan penitisan, reincarnatie atau samsara. Kalau ada kelahiran berulang ulang berarti ada kematian yang berulang ulang atau hidup yang berulang ulang. Memang kedengarannya aneh tetapi nyata, kelahiran dapat terjadi berulang ulang beberapa kali tanpa batas. Didalam Bhagawad Gita Krisna mengatakan : Wahai Arjuna, Kamu dan Aku telah lahir berulang ulang sebelum ini, hanya aku yang tahu sedangkan kamu tidak, kelahiran sudah tentu akan diikuti oleh kematian dan kematian akan diikuti oleh kelahiran. Melalui Atman sebagai percikan Brahman, makluk dapat menikmati kehidupan.Akibat Atman maka ada kehidupan didunia ini dan Atman dalam proses menghidupkan akan ber pindah pindah dan berulang ulang dengan menggunakan badan yang berbeda beda melalui Reinkarnasi (punarbawa/samsara) yaitu penjelmaan kembali sebagai makluk. Pada saat janin berumur 4 bulan, atman sudah ada dengan dibungkus dengan Triguna yaitu Satwa, Rajas dan Tamas. Bagaimana proses Atma dapat menghidupkan semua makluk seperti manusia, binatang dan tumbuh2an. Pembentukan manusia yang terdiri dari lima unsur yang disebut Panca Maha Buta yaitu tanah (pertiwi), air (apah), api (teja), angin (bayu) dan ether (akasa) setelah mendapat sinarnya Brahman pada saat dalam kandungan dapat hidup dan menjadi manusia disebut Jiwatman. Maka manusia tanpa Atman tidak mungkin hidup dan menjadi makluk seperti manusia seperti sekarang ini.Hubungan antara Atma dengan badan adalah seperti kita memakai baju, kita adalah atma dan baju adalah badan kita. Apabila baju telah usang maka baju tersebut akan dicampakan tidak dipakai lagi, dan kita (Atma) akan mencari pengganti baju baru ini ini yang disebut dengan proses reinkarnasi. Seperti Kresna berkata kepada Arjuna, bahwa engkau adalah pemakai baju tetapi engkau bukan baju, engkau penghuni rumah tetapi engkau bukan rumah. Engkau yang mengetahui lapangan, kshetrajna, tetapi engkau menganggap dirimu medan itu kshetra. Maka engkau harus menyamakan dirimu dengan atma dengan selalu mengingat atma, atma adalah brahman dan brahman adalah atma. Semasih Atma dibungkus dengan Triguna maka Atma belum dapat bersatu dengan Brahman dan selalu melalui proses Reinkarnasi Di daerah Bali kalau ada anak yang baru lahir, para orang tua atau keluarga akan datang ke Pendeta untuk menanyakan siapa yang numitis (Reinkarnasi) ke dunia ini.Pendeta dengan suatu upacara akan memberikan jawaban bahwa yang numadi (Reinkarnasi) ke dunia adalah ratu pekak (kakek) yang sudah meninggal. Memang kalau diperhatikan tanda2 pisik bayi agak mirip kakeknya seperti matanya, alis, hidungnya dan sebagainya, sehubungan masih bayi belum dapat diduga sifat2 yang dibawa apakah sama dengan kakeknya mungkin setelah besar baru kelihatan karakteristik yang dibawa dari kakeknya. Sebagai ilustrasi dapat diceritrakan sebagai berikut. Dalam sebuah desa ada seorang anak yang sangat nakal, dia selalu mencuri sehingga beberapa kali masuk kantor polisi. Orang tuanya sangat binggung selalu berurusan dengan Polisi apalagi biaya untuk menebusnya tidak sedikit. Ada yang menyarankan diwacakin (dibuat upacara ) agar nakalnya hilang atau diganti namanya sebab kalau anak sering sakit2an kalau diganti namanya akan bisa sehat ini kepercayaan, atau dipindahkan kelain tempat dititipkan kepanti asuhan atau keluarga lain. Maka diambil keputusan dipindahkan dikota lain dititipkan sama famili dekat agar berubah sikapnya. Setelah beberapa bulan terjadi lagi dengan kasus yang sama. Ada yang menyatakan, memang pembawaan yang nubadi (reinkarnasi) atau yang agak ektrim katanya kalau anak ikan lele ya ikan lele juga jadinya.Kalau kita amati para ilmuan seperti Albert Einstein, bakat yang dibawa lahir adalah bakat pada saat kehidupan terdahulu, dari kecil sudah tampak bakatnya sebagai ilmuan besar, sebab pada saat kehidupan terdahulu dia sudah menggeluti masalah keilmuan dia tidak langsung bisa dalam kehidupan sekarang pasti ada pembawaan dari lahir. Demikian pula para seniman2 besar, sebelum lahir dalam kehidupan terdahulu sudah aktif berseni seperti melukis, menari, sehingga dalam reinkarnasi kehidupan saat ini bakat ini masih dibawa, sehingga kadang2 orang terkenal seperti kelihatan autodidak tanpa belajar mereka bisa melakukan dan sukses.Demikian sebaliknya, orang yang terus belajar dengan tekun dalam bidang ilmu pengetahuan tetapi tidak muncul2 kepermukaan atau terkenal saat sekarang dalam kehidupannnya, mungkin nanti setelah reinkarnasi baru kelihatan hasilnya. Sebab karma yang dilakukan sekarang belum tentu dapat dinikmati sekarang juga ,mungkin dapat dinikmati pada kehidupan yang akan datang atau beberapa kali reinkarnasi sulit ditentukan batas waktunya. Dalam hukum karma ada tiga jenis karma yang didasarkan atas waktu dari karma pala itu diterima yaitu 1. Prarabda Karma yaitu suatu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan diterima dalam kehidupan sekarang juga. Manusia pada umumnya selalu ingin apa yang dikerjakan saat ini dapat dinikmati hasilnya saat ini juga karena manusia kadang2 tidak sabar untuk menikmati hasilnya. Dalam percakapan Krisna dengan Arjuna dalam Intisari Bhagawad Gita, Krisna mengajarkan lakukan tugasmu selalu dan sucikan segala perbuatanmu, Arjuna engkau mempunyai tugas, kerjakanlah! Tetapi jangan menikmati hasil dari pekerjaan itu. Krisna disini tidak mengatakan bahwa tidak akan ada hasilnya. Pasti buahnya ada, tetapi buah itu bukan urusanmu, engkau tidak boleh menginginkannya. Karena itu inti ajaran Krisna adalah engkau harus mengerjakan tugasmu, namun engkau harus melakukannya tanpa membayangkan hasilnya. 2. Kriyamana Karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang didunia ini tetapi hasilnya akan diterima setelah mati dialam baka. Manusia selalu membayangkan bahwa apa yang diperbuatnya saat ini harus hasilnya saat ini juga karena manusia selalu mengharapkan hasil dari perbuatannya. Sebagai ilustrasi dapat dijelaskan sebagai berikut. Kita berkeinginan agar dalam kehidupan setelah mati dialam baka, agar mendapat tempat (rumah) yang baik, maka dalam kehidupan ini kita mulai mengumpulkan sedikit2 bahan2 bangunan seperti bata, kayu, atap dan sebagainya dengan selalu berbuat baik dan berkarya selama dalam kehidupan ini sehingga pada saat hidup di alam baka rumah tersebut telah selesai. Maka hasil jerih payah kita selama hidup didunia ini akan kita dapat nikmati nanti dialam baka. 3. Sancita Karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang didunia ini yang hasilnya akan diterima pada kelahiran (reinkarnasi) yang akan datang didunia ini.Karma pala tidak dapat ditentukan kapan dapat dinikmati atau hukuman yang harus dilaksanakan. apakah pada saat reinkarnasi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya karena reinkarnasi tidak mempunyai batas waktu. Raja Destara saja mendapat hukuman buta matanya setelah reinkarnasi puluhan kali akibat dalam kehidupannya dahulu pernah membakar100 burung dengan panahnya tinggal induknya sendiri yang hidup menjadi buta akibat asap mengenai matanya dan karma pala (hukuman) ini dijalankan raja Destarata setelah ratusan tahun lamanya.
Pada saat Reinkarnasi manusia akan membawa karma2nya terdahulu, apakah karmanya baik atau buruk sebab Atma yang ada dalam kandungan dibungkus dengan karma2 terdahulu masih melekat dan dibawa sampai lahir dan selama hidup didunia.Reinkarnasi dan hukum karma adalah saling keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lainnya.Reinkarnasi pasti akan membawa hukum karma , dan selama hukum karma masih melekat pada Atma pasti akan melakukan proses reinkarnasi. Kecuali hukum karmanya sudah habis maka Atman akan menyatu dengan Brahman ini yang disebut dengan Moksa. Adapun sifat2 hukum karma adalah sebagai berikut: 1. Hukum Karma bersifat abadi sudah ada sejak mulai alam semesta diciptakan dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami pralaya (kiamat). 2. Hukum Karma bersifat Universal, berlaku bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk makluk2 serta seluruh isi alam semesta. 3. Hukum Karma tetap sejak jaman pertama penciptaannya, zaman sekarang dan juga untuk jaman yang akan datang. 4. Hukum Karma sangat sempurna, adil dan tidak ada yang menghindarinya. 5. Hukum Karma berlaku untuk semua makluk tidak ada pengecualian terhadap siapapun. Proses Reinkarnasi. Proses Reinkarnasi digambarkan sebagai putaran roda yang berputar dari atas kebawah, kemudian naik keatas dengan tidak pernah berhenti. Perputaran roda reinkarnasi ini dipengaruhi oleh hukum karma yang dibawa oleh Atman yang disinari dengan Brahman melalui Triloka (tiga tempat) Yaitu Bhur, Buvah dan Svah. Maka dalam Gayatri Mantran, Tri loka sangat penting diketahui sebagai tempat terjadinya proses reinkarnasi. Om Bhur Bvah Svah Tat sawitur varenyam Bhargo dewasya dhimahi Dhiyo yo nah praco dayat Bagian bait pertama dari Gayatri Mantran mempunyai kesaktian yang luar biasa bagi yang mengucapkan sebagi wujud kebesaran Brahman yang selalu kita puja sehingga kita dapat sinarnya dengan melalui meditasi. Bhur artinya Bhur loka alam fisik, bahwa tubuh kita terbuat dari lima unsur yang disebut Panca Maha Buta yaitu tanah (pertiwi), air (apah), api (teja), angin (bayu) dan ether (akasa) dan kelima unsur ini membentuk Prakriti (alam).Bhuvah artinya bhuvah loka alam pertengahan, bhuvah juga merupakan Prama Sakti. Meskipun demikian Prama Sakti hanya dapat menghidupkan tubuh karena adanya Prajnanam. Kitab suci Weda mengatakan Prajnanam Brahman artinya Tuhan adalah kesadaran yang selalu utuh dan menyeluruh selamanya. Svah artinya swarga loka surga tempat para dewa. Proses reinkarnasi adalah mulai dari Svah loka, dimana Atman mendapt sinar dari Brahman dan Atman yang dibungkus dengan Triguna maka lahir dan menjelma di Bhuvah loka yaitu sebagai manusia dimana pembentukannya terdiri dari 5 unsur yaitu Panca Maha Buta, setelah manusia meninggal maka atman lahir di Bhuvah loka. Demikian reinkarnasi tidak pernah berhenti lahir terus menerus mengikuti suatu garis yang melintang dalam Tri Bhuwana. Dalam proses reinkarnasi Atman terus berputar, diatara Tri Bhuana, lamanya setiap loka tidak pasti sesuai dengan karmanya dan ini ditentukan oleh Brahman. Adanya perbedaan satu loka (dunia) yang satu dengan lainnya ditentukan oleh prosentase dari unsur Panca Maha Butha dari loka itu sendiri. Bumi kita termasuh Bhur Loka yang terdiri dari Panca Maha Buta tetapi yang terbanyak adalah unsur Prthiwi (zat padat) dan unsur apah (zat cair), adapun Buah Loka (Pitra Loka) atau dunia roch banyak dikuasai oleh unsur apah (zat cair) dan teja (sinar), sedangkan Swah Loka (Swarga atau Dewa loka) banyak dikuasai oleh unsur teja (sinar) dan bayu (hawa). Karma pala selalu akan mengikuti atman mengarungi Tri Loka, apabila karmanya baik pada saat hidup sebagai manusia, maka karmanya akan dibawa saat reinkarnasi menjadi manusia kembali demikian pula sebaliknya. Baik buruk kehidupan dan lamanya kehidupan pada suatu loka dapat pula menentukan jenis penjelmaannnya apakah jadi manusia atau binatang pada kelahiran mendatang. Segala perbuatan ini menyebabkan adanya bekas (wasana) dalam jiwatman dan bekas2 perbuatan (karma wasana) itu ada ber macam2. Jika bekas2 itu hanya bekas2 keduniawian, maka jiwatman akan lebih cendrung dan gampang ditarik oleh hal2 keduniawiaan sehingga jiwatman itu lahir kembali.Misalnya jiwa pada waktu mati ada bekas2 hidup mewah pada jiwatman di akhirat jiwatman itu masih ada hubungannnya dengan kemewahan hidup, sehingga gampang jiwatman itu ditarik kembali kedunia. Apabila seseorang telah benar2 sempurna perbuatannya didunia ini maka Atman akan keluar dari perputaran Tri Bhuana dan menyatu dengan Brahman yang disebut dengan Moksa. Jangankan manusia dewapun kalau salah akan reinkarnasi kembali menjadi manusia seperti dalam suatu ceritra dimana ada seorang raja namanya Mahabhima raja keturunan Surya, ia reinkarnasi menjadi dewa akibat ia melakukan korban kuda seribu dan korban penobatan seratus. Setelah beberapa lama ada disurga menghadaplah ia kepada Bhatara Brahma beserta para dewa lainnya diantaranya adalah Dewi Gangga. Pada saat Dewi Gangga menghadap kepada Bhatara Brahma dengan tidak disengaja kainnya tersingkap oleh angin, dan semua dewa yang hadir menunduk tidak berani memandang, Dewi Gangga menunduk yang tersipu sipu karena malunya.Tetapi Mahabhima memandang Dewi Gangga denga penuh terpersona, dan Bhatara Brahman melihat nya dengan marah lalu dikutuknya Mahabhima supaya menjadi manusia dan memperistrikan Dewi Gangga, karena perbuatannya tidak pantas berada di Sorga, dan Dewi Gangga dengan perasaan sedih meninggalkan surga dan hidup sebagai manusia bersama Mahabhima. Kebenaran Reinkarnasi. Kalau kita tidak mendalami konsep atman dan hukum karma (karma pala), maka reinkarnasi sebagai suatu kepercayaan adanya kelahiran yang ber ulang ulang dalam agama Hindu agak meragukan , sebab kenyataan yang kita lihat adalah manusia lahir hanya sekali dalam hidupnya. Setelah kita mendalami konsep Atma dan hukum karma (karma pala) baru kita jelas bahwa reinkarnasi merupakan kelahiran yang ber ulang ulang dengan melalui Triloka yaitu Bhur, Bvah, Svah. Reinkarnasi dapat dibuktikan adalah dalam kehidupan umat Hindu dalam melakukan upacara maupun kehidupan sebagai berikut. 1. Umat Hindu disamping percaya adanya Panca Srada sebagai Tatwa atau filsafat agama Hindu juga melakukan ritual yaitu upacara keagamaan. Dalam upacara pemujaan umat Hindu percaya adanya Panca Yadnya yang terdiri dari Dewa Yadnya yaitu pemujaan kepada Hyang Whidi Wasa, Pitra Yadnya pemujaan kepada leluhur, Resi Yadnya pemujaan kepada para resi atau pandita, Buta Yadnya pemujaan kepada sekalian makluk hidup dan terakhir Manusa Yadnya pemujaan terhadap keselamatan umat manusia. Dengan kita percaya adanya Pitra Yadnya yaitu memberikan korban suci terhadap leluhur kita, karena kita percaya leluhur kita itu masih hidup didunia yang halus (lain loka) dan nanti akan lahir kembali dengan badan lain. 2. Umat Hindu dalam melaksanakan ajaran2 nya juga melakukan dana punia seperti orang menabung, karena kita percaya bahwa perbuatan ini akan membawa kebahagiaan setelah meninggal, kalau manusia sudah meninggal bukan berarti atman sudah tiada ini berarti ada kehidupan lain setelah meninggal yaitu kehidupan dilain loka.maka setelah hidup dilain loka tabungan tadi yang disimpan selama hidup didunia dapat dinikmati yaitu karma2 yang baik. 3. Dalam mengarungi kehidupan ini umat hindu berusaha menjalankan kehidupan dengan menegakkan Dharma, sebab dengan hidup selalu berlandaskan dharma akan mengurangi dosa2 yang pernah dibuat sebelum kehidupan saat ini. Dengan selalu berbuat baik kepada sesamanya, dengan harapan dalam kehidupan di loka yang lain akan lebih baik. 4. Manusia pada umumnya selalu takut datangnya kematian, manusia dengan segala cara selalu menjaga kesehatannya dengan harapan proses kematian jangan terlalu cepat sehingga dapat lama menikmati kehidupan ini. Rasa takut manusia menghadapi kematian adalah suatu pertanda bahwa sudah banyak penderitaan yang lain pada saat matinya dalam kehidupan yang sudah sudah. 5. Bayi yang baru lahir biasanya setelah beberapa hari tanpa diajari sudah dapat menetek susu ibunya, kesediaan si bayi yang sejak baru lahir untuk menetek susu ibunya menandakan suatu pengalaman yang pernah dialami pada kehidupannya yang sudah sudah. 6. Kenyataannya bahwa lahir sebagai manusia ber bagai2 kegemaran yang disebut hobi dan sampai saat ini tidak dapat diteliti sebab2 dari kegemaran tersebut dalam kelahiran sekarang ini, maka ini menunjukkan adanya pengalaman2 didalam kehidupannya yang sudah2 yang tidak dapat diingatkan lagi sebagi sumbernya. 7. Bayi yang baru lahir menangis, ini menandakan bahwa bayi tersebut sudah tahu bahwa hidup sebagai manusia banyak penderitaan2 akibat dari dosa2nya, maka ini menunjukan adanya pengalaman2 didalam kehidupannya terdahulu sebelum lahir sebagai manusia. Penutup. Pada kali yuga ini orang berlomba lomba untuk mengumpulkan harta dengan menggunakan segala cara, yang kadang2 tidak disadari oleh mereka bahwa sudah jauh menyimpang dari rel etika kehidupan ini. Norma2, kaidah2 agama terlupakan mereka sudah larut dengan kenikmatan yang sifatnya sementara tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan pada kehidupan berikutnya Kalau kita amati perkembangan reformasi akhir2 ini kelihatan masih jalan ditempat, semua program2 reformasi macet total. Untuk mengungkap kasus2 KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) saja sampai saat ini belum kelihatan hasilnya, gebrakan pemerintah Habibie sih ada tetapi hasilnya belum muncul kepermukaan. Pengaruh kali yuga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat sangat besar sekali, masalah SARA sudah muncul kepermukaan. Pulau Bali yang terkenal dengan kehidupan yang penuh dengan kerukunan dan kedamaian sudah mulai nampak goncang akibat terjadi pelecehan agama Hindu oleh A.M. Saifuddin (Men Pangan dan Hatikultura), dan untuk masa yang akan datang mungkin bangsa kita akan mengalami beberapa guncangan lagi, apabila pemerintah tidak dapat mengatasi kesulitan2 baik masalah politik, ekonomi hankam, hukum dan agama secara tuntas, apalagi kita akan menghadapi Pemilu tahun depan. Bagaimana mengantisipasi situasi yang tidak menentu akhir2 ini, dimana umat Hindu dihadapi dengan beberapa masalah yang cukup rumit dengan adanya pelecehan agama Hindu yang menyebabkan umat Hindu mengalami guncangan2 yang cukup berat terutama didaerah Bali yang terjadi banyak demontrasi. Mungkin yang terbaik dilakukan oleh umat Hindu sesuai dengan ajaran2 Weda adalah dengan melakukan Mona Brata yaitu salah satu Brata yang terdapat dalam Dasa Niyama Brata. Mona yaitu suatu sifat pengendalian kata2, dan tidak berkata kata pada waktu tertentu, perkataan harus dikendalikan sebab perkataan sangat besar artinya dalam kehidupan, bahagia (suka) atau sengsara (duka) kehidupan tergantung oleh perkataan seperti yang dinyatakan dalam Nitisastra sebagai berikut: Wasita nimittanta manemu laksmi, Wasita nimittanta pati kapangguh, Wasita nimittanta manemu dukha, Wasita nimittanta manemu mitra yang artinya, oleh perkataan engkau akan mendapat Bahagia, Oleh perkataan engkau akan menemui Ajal, Oleh perkataan engkau akan mendapatkan Susah, Oleh perkataan engkau akan mendapat Sahabat. Mona Brata adalah penentuan sikap tidak berbicara beberapa waktu. Tefekur tanpa berbicara, Bayu, Sabda dan Idep dihubungkan kehadapan Yang Widhi Wasa , kita dengan tekun dan konsentrasi melakukan pendekatan kehadapan Yang Maha Kuasa agar selalu diberikan perlindungan dan keselamatan. Semua kejadian2 yang kita alami saat ini adalah akibat suatu proses yang akumulatif. Suatu peristiwa tidak akan terjadi apabila tidak ada yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut. Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari karma kita dimasa yang lalu atau karma kita sekarang yang kita petik saat ini juga. Umat Hindu percaya adanya Triloka yaitu tiga tempat yang terdiri dari Bhur loka, Bvah loka dan Svah loka, saat ini kita berada pada Bvah loka. Agar kehidupan kita nanti lebih baik dari pada saat sekarang (Bvah loka), waktu terbaik buat kita untuk mengurangi dosa2 kita saat pada kehidupan terdahulu, maka kita selalu menegakkan kebenaran yaitu Dharma. Walaupun bangsa kita dilanda beberapa krisis, tetapi kita sebagai umat Hindu tetap membuat karma yang baik dan turut berpartisipasi dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi bangsa Indonesia. Dharma negara kita terus tegakkan dengan harapan agar reinkarnasi pada loka berikutnya harus lebih baik dari pada loka yang kita tempati saat ini. T.G. Putra |