Pura Tanah Kilap terletak di Br. Suwung , Pemogan - Denpasar. Beliau yang berstana di pura ini adalah Ida Bhatara Ratu Niang Sakti yang terkenal sangat pemurah. Semangat umat Hindu Bali tidak perlu luntur untuk melakukan upacara keagamaan. Sehingga setiap ada upacara besar Hindu beberapa pura yang sudah tidak asing di Bali menjadi serbuan umat. Seperti saat perayaan Hari Raya Pagerwesi, Rabu (2/6) kemarin. Beberapa Pura di kawasan Kuta dan sekitarnya ramai dikunjungi umat untuk melakukan persembahyangan bersama. Seperti suasana di Pura Griya Tanah Kilap, yang berlokasi di sebelah timur Patung Dewa Ruci, Kuta. Bahkan menurut Made Sudiarsa, salah seorang penjaga parkir kendaraan di sana, warga sudah mulai ramai sejak pukul 07.00 wita. Sehingga suasana cukup krodit tampak di hadapan Pura yang terkenal pemurah itu. Hal terkait keberadaan tentang Pura Tanah Kilap dan Bhatara Ratu Niang Sakti : Panik dan stres. Itulah yang dirasakan para guru di SMAN 3 Denpasar, Kamis (27/1) kemarin. Pasalnya, puluhan siswanya kerauhan (histeris) secara serentak tanpa sebab. Seorang histeris, disambung oleh siswa yang lainnya. Para guru pun kelabakan menangani mereka. Awalnya seorang siswi karena sakit konsultasi ke ruang BK sekitar pukul 08.30 wita. Saat siswa lainnya belajar di kelas, siswi ini tiba-tiba kerauhan di luar ruangan. Kontan saja membuat siswa lainnya keluar ruang kelas. Namun anehnya, siswa yang keluar ini secara beranting ikut histeris sejadi-jadinya. Tak hanya siswanya yang histeris, guru dan karyawan sekolah ini juga ada yang histeris. Dia adalah Ati Ridana dan Dayu Siang. Untung keduanya cepat sadarkan diri. Ketika semua siswa yang hiteris ini dikumpulkan di padmasana sekolah setempat, lagi-lagi siswanya histeris dan makin menjadi-jadi. Suasana pun makin tak karuan. Akhirnya dipanggillah Jero Mangku Dalem Sumerta dan Jero Mangku Kenyeri dan sejumlah paranormal untuk menangani mereka. Para orangtua siswa yang memiliki kekuatan niskala juga ikut menangani para siswa. Untuk menghindari kejadian yang lebih luas, pihak sekolah memulangkan para siswa lebih awal. Perkataan yang keluar dari siswa yang kerauhan ini bahwa warga sekolah tak matur piuning saat mengerjakan sistem resapan air di belakang sekolah. Hasil pengamatan Bali Post di sekolah ini menunjukkan hasil bongkaran tanah untuk resapan air hujan ini masih berserakan. Hal ini kemungkinan membuat yang menunggu di pelinggih sekitar bangunan ini marah besar. Sementara Jero Mangku Dalem Sumerta mengungkapkan lahan sekolah ini dulu adalah pelaba Pura Dalem sehingga diyakini masih perlu diupacarai. Sedangkan paranormal yang lain mengungkapkan para siswa ini dimasuki Ratu Niang Sakti yang berstana di Pura Tanah Kilap. Warga sekolah juga dikatakan lupa ngaturan rarapan tiap hari di pelinggih tersebut. Kepala SMAN 3 Denpasar Drs. Ketut Suyastra mengaku bingung dan stres menghadapi kejadian yang berantai tersebut. Ia pun mengumpulkan para guru dan karyawannya untuk segera mengambil langkah-langah pencegahan. Hasil rapat sore kemarin memutuskan sekolah meliburkan siswanya selama dua hari. Dalam waktu dua hari ini pihak sekolah akan menggelar upacara Guru Piduka untuk mengembalikan kekuatan alam ke tempat asalnya. Karena penasaran, Kamis kemarin ia juga sempat nuur di salah satu paranormal di Panjer. Sementara guru lainnya diminta matur ke Ida Pedanda di Abiansemal untuk menentukan jenis upacara dan waktu yang tepat menggelar upacara. Namun, Suyastra membantah tak matur piuning sebelum proyek resapan air hujan dilakukan. Hanya, kata dia, stafnya lupa mengganti canang di pejati yang nyejer di padmasana. ''Kami harus evaluasi diri. Ini peringatan untuk tak selalu gegabah dalam bertindak,'' ujarnya. Ia mengaku tak mengerti dengan sistem pengerjaan resapan air hujan di sekolahnya yang lambat satu bulan. Suyastra pun akhirnya memberi deadline kepada pemborongnya untuk menyelesaikan proyek ini dalam waktu dua hari. ''Sebenarnya mereka ini sudah ingkar janji menyelesaikan proyek sampai molor satu bulan,'' ujarnya. Kejadian siswa kerauhan juga pernah terjadi di SMKN 2 Denpasar, SMAN 6 Denpasar dan terakhir di SMA PGRI 2 Denpasar. Itu semua terjadi akibat kecerobohan warga sekolah dalam menjaga kesucian utama mandala. (025) Siswa masih ''Kerauhan'', Kasek Panggil Paranormal Denpasar (Bali Post) - Siswa SMA PGRI 2 Denpasar hingga Rabu (13/10) kemarin masih saja ada yang kerauhan. Siswa yang kerauhan pada hari pertama, datang lagi karena merasa takut di rumah. Mereka minta dihadirkan di depan pelinggih Ratu Niang Sakti untuk mapamit. Kontan saja jeritan histeris yang diisi dengan atraksi mencuci muka dengan puluhan bara api dupa membuat siswa yang lain ketularan. Namun, kejadian ini hanya berlangsung singkat karena Ratu Niang akhirnya mau masimpen. Atas kejadian ini, Kepala SMA PGRI 2 Denpasar Drs. I.B. Made Wara mendatangkan empat paranormal dari kalangan Islam dan Hindu. Semuanya menurut I.B. Made Wara mengatakan bahwa lokasi sekolah ini memang angker dan di pelinggih Ratu Niang tercemar oleh tempat pembakaran sampah. Di samping itu, pihak sekolah belum pernah mengadakan pecaruan. Soal yang terakhir ini, I.B. Made Wara mengiyakan karena tanah sekolah masih berstatus menyewa. Setelah nunas baos kepada Ida Pedanda Braban, Badung, pihak sekolah menurut I.B. Made Wara pada purnama yang akan datang akan menggelar pecaruan Rsigana. Sekaligus mengganti pelinggih Ratu Niang Sakti dengan yang baru dan lebih bagus. Sekolah juga akan membuatkan satu pelinggih baru di bawah pohon kamboja yang dikatakan paranormal sebagai lokasi paling angker. Dua pohon kamboja yang jaraknya berjauhan ternyata badannya melilit dan menyatu. Pohon inilah dikatakannya bagian dari taman dan telaga mas Ratu Niang Sakti. ''Kami menyadari lokasi ini angker namun juga memberi berkah. Tak ada sekolah yang mampu mempertahankan keris Puputan Badung lima kali berturut-turut. Ini juga berkah bagi kami,'' ujarnya. Karena itu ia berjanji untuk membersihkan bhuwana agung dan bhuwana alit sekolah ini secara sekala dan niskala. Diliburkan Rabu kemarin, I.B. Made Wara juga melapor kepada Kadis Dikbud Kota Denpasar Gusti Ngurah Yadnya sebagai permakluman akibat kejadian ini siswa yang mengalami kerauhan terpaksa diliburkan. Siswa yang masuk sore juga diberlakukan sama sampai suasana benar-benar kondusif. Bagaimana dengan siswa yang masuk pagi? I.B. Wara mengatakan masih melihat perkembangan lebih lanjut. Sebab, untuk menghadapi yang berbau niskala memerlukan kesabaran dan keyakinan yang tulus. Para orangtua siswa juga diminta mengerti dengan kondisi ini, sebagai cubitan agar kita tak sampai berbuat gegabah. ''Selama ini para orangtua siswa memahami permasalahan bahkan ikut membantu sekolah mencari jalan keluar,'' ujarnya. (025) Sedikitnya 2.000 pulau di Indonesia terancam tenggelam karena naiknya permukaan air laut, akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Untuk itu, pemerintah berusaha melakukan tindakan penyelamatan terhadap pulau-pulau kecil yang terancam ini. Sementara, sejumlah krama Bali menempuh upaya niskala agar Pulau Dewata terhindar dari ancaman tenggelam.
Ancaman tenggelamnya 2.000 pulau dari sekitar 17.000 pulau Indonesia ini dilontarkan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dalam diskusi di Pavillion Indonesia, di arena KTT Perubahan Ikim dan Pemanasan Global (Global Warming), Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Senin (10/12). Djoko Kirmanto tidak merinci, pulau mana saja yang terancam tenggelam. Yang jelas, kata dia, pemerintah mulai melakukan langkah-langkah adaptasi. "Sekitar 2.000 pulau mungkin tenggelam akibat pemanasan global. Karenanya, pemerintah telah melakukan tindakan-tindakan khusus terhadap pulau-pulau kecil," jelas Djoko. Ditambahkan Djoko, pemerintah sudah pula melakukan penelitian di Pulau Nusa Penida, Klungkung, sehingga telah diketahui dampak yang diakibatkan oleh kenaikan permukaan air laut. Selanjutnya, Departemen PU menyusun indeks kerawanan kepulauan Indonesia, khususnya pulau-pulau kecil. Departemen PU pun telah merumuskan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi untuk meredam ancaman tenggelamnya 2.000 pulau kecil itu. Mitigasi, antara lain, pengaturan lahan hijau, konservasi tangkapan air, serta konservasi rawa dan gambut. Sedangkan langkah adaptasi, antara lain, membuat disaster risk management dan manajemen keamanan air untuk suplai makanan. Selain itu, kata Djoko, pemerintah juga melakukan program pengentasan kemiskinan di pulau-pulau kecil, sehingga mereka lebih menjaga natural buffer zone. Di sisi lain, Pulau Bali juga disebut-sebut sebagai salah satu pulau di Indonesia yang terancam terbelah akibat pemanasan global. Diperkirakan, tahun 2030 mendatang permukaan laut perairan Bali akan naik sekitar 6 meter. Saat itu, sebagian pantai di Kuta dan Sanur akan tenggelam. Kawasan Jimbaran dan Uluwatu, di Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pun bisa terpisah dari Pulau Bali, karena daratan sempit di sekitar Benoa akan terendam air laut. Hal itu diisyaratkan Hira Jhamtani, salah seorang pemerhati lingkungan hidup yang memberi perhatian lebih terhadap Pulau Bali, menjawab NusaBali di sela-sela acara KTT Global Warming di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Selasa (4/12) lalu. "Dengan mencairnya gunung es di kutub utara dan kutub selatan (akibat pemanasan global), mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Analisa saya dan para peneliti lainnya, (sebagian) Bali akan tengelam pada tahun 2030 mendatang," jelas Hira yang juga peneliti perubahaan iklim dunia. Menyusul isyarat ancaman tenggelamnya sebagian wilayah Bali ini, sejumlah krama Bali melakukan langkah antisipatif. Salah satunya, menempuh upaya niskala agar Pulau Bali terhindar dari berbagai bencana alam. Berdasarkan pawisik (petunjuk niskala) yang dilakukan penekun spiritual di Pura Candi Narmada Tanah Kilap, Kuta, terungkap bahwa Ratu Niyang Sakti yang berstana di pura tersebut akan mapakelem di pantai selatan Jawa, tepatnya di pesisir Parang Kusumo, Jogjakarta. Laku niskala yang dilakoni Ratu Niyang Sakti ke bumi kasultanan itu akan dilaksanakan pada 16-19 Desember 2007 nanti, diiringi ratusan umat Hindu Bali. Selain itu, juga diiringi 12 pinandita (pendeta), di antaranya Ida Pedanda Gde Wanasari dan Ida Pedanda Gde Telaga (Sanur), Ida Pedanda Gde Putra Timbul (Kesiman), dan Ida Pedanda Gde Gelgel (Belayu). Menurut pinisepuh Pura Candi Narmada, Ida Bagus Mayun didampingi Mangku Aji Bajra, tirtayatra ke Jogjakarta bertujuan untuk memohon keselamatan kepada Nyi Roro Kidul selaku penguasa laut selatan, agar turut serta menjaga Pulau Bali. Selain itu, tambah Mayun, antara Nyi Roro Kidul dan Ratu Niyang Sakti punya hubungan kekerabatan. Sebab, secara historis niskala, Ratu Niyang Sakti berasal dari tanah Jawa. "Ratu Niyang Sakti ingin beranjangsana ke pantai selatan sekaligus memberitahukan sudah punya istana di Pura Candi Narmada," ujar Mayun di Pura Candi Narmada, dalam release yang diterima NusaBali, Senin kemarin. Sedangkan Mangku Aji Bajra menambahkan, rangkaian mapakelem akan diawali dengan matur piuning di Keraton Jogjakarta. Setelah itu, Ratu Niyang Sakti akan masaneken di Pura Jagatnatha Bantul, Jogjakarta. Keesokan harinya, Ratu Niyang Sakti akan masucian di Pura Beji Parang Kusumo, dilanjutkan persembahyangan utama di pesisir laut selatan Jawa. Menurut Mangku Bajra, upacara mapakelem itu memakai bebangkit dengan sarana ayam dan bebek selem (berbulu hitam). "Bebantenan itu dilarung di pantai selatan sebagai persembahan kepada Nyi Roro Kidul," katanya. Sementara, sebelum kembali ke Bali, rombongan tirtayatra akan melakukan persembahyangan di Pura Jagatnatha Sidoarjo, Jawa Timur. "Setibanya di Bali, kami tetap menghaturkan sesajen di Pura Candi Narmada, memohon anugerah agar jagat Bali tenteram dan krama Bali selalu diberi keselamatan," jelas Mangku Bajra. Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu senator Partai Demokrat AS, John Kerry, di Bali, untuk membahas Protokol Kyoto. Selama ini, AS merupakan salah satu negara yang enggan meratifikasi Protokol Kyoto. Pertemuan SBY dengan mantan Capres AS yang pernah bersaing dengan Presiden George W Bush itu dilakukan di sela-sela pelaksanaan KTT Global Warming, di Hotel Fours Seasons Jimbaran, Kuta Selatan, Senin (10/12). "Kerry punya posisi unik dalam senat dan pemerintahan AS karena dia dulu adalah Capres yang pernah bersaing dengan Bush dalam Pemilu AS 2004," kata Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal dilansir detikcom sebelum pertemuan kemarin. Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan RI-AS, khususnya dari kubu Partai Demokrat. "Kita punya kepentingan agar di kubu Demokrat pun hubungan RI dan AS juga kuat," imbuh Dino. Pertemuan SBY-Kerry juga memberi penekanan khusus terhadap Protokol Kyoto. Sebab, Kerry termasuk politisi AS yang pada masanya menolak Protokol Kyoto. Protokol Kyoto, yang berisi pengurangan emisi gas rumah kaca, akan berakhir tahun 2012. Presiden SBY sendiri mengajak negara industri besar seperti AS mengikuti kesepakatan baru yang akan dibentuk setelah berakhirnya Protokol Kyoto itu. Ajakan itu disampaikan SBY dalam pertemuan dengan Kerry kemarin. Menurut Dino, SBY menekankan perlunya dunia memiliki kesepakatan bersama untuk menanggulangi perubahan iklim. "SBY mengimbau agar AS bisa menjadi bagian dari kesepakatan baru itu," katanya. Sementara, Kerry menyatakan optimismenya jika AS akan melangkah maju dan menjadi bagian dalam diskusi, guna menghasilkan kesepakatan pascaperiode pertama Protokol Kyoto. "Saya yakin AS akan melangkah lebih maju, menjadi bagian dalam diskusi itu dan menghasilkan kesepakatan yang kita dapat ambil bagian di dalamnya," kata Kerry seusai bertemu SBY. Kerry mengatakan, AS telah mengalami banyak perubahan positif terkait penanganan isu perubahan iklim. "Ada banyak kemajuan positif dalam hukum negara kami dalam mengurangi emisi dan upaya mengambil langkah positif untuk menghadapi perubahan iklim," katanya "Saya kira, dua tahun ke depan kami (peserta UNFCCC) akan menghasilkan suatu kesepakatan dan saya kira AS akan menjadi bagian di dalamnya." Ditambahkan Kerry, pihaknya berterima kasih kepada publik Indonesia atas sambutan hangat dalam sidang KTT Global Warming. "Kami telah membahas isu perubahan iklim dan beberapa isu lingkungan dan isu-isu lain terkait hubungan AS-Indonesia atas dasar persamaan kepentingan. Dan saya merasa senang dengan hasil pertemuan itu," katanya. |