. Memendak artinya mohon kehadiran. Yang dimaksud dalam uraian ini adalah memendak Ida Bethara (Ista Dewata) yang akan distanakan di bangunan-bangunan pelinggih. Upacara memendak dapat dilakukan setempat (di area Pura/ Sanggah Pamerajan) atau di " Catus Patha" (perempatan Desa). Prosedur memendak adalah dengan sarana (upakara) berupa: 1 | Pelinggihan Ida Bethara (symbol) berupa "pretima" (patung) atau "daksina lingga" (sejenis banten daksina) | 2 | Banten secukupnya antara lain: pengulapan/ pengambean, pejati, segehan agung. |
Cara memendak adalah dengan menghadap ke Timur, Selatan, Barat, dan Utara, dengan tujuan memohon penugrahan Dewa Iswara, Brahma, Mahadewa dan Wisnu untuk mengijinkan kita menstanakan Ida Bethara di dalam symbol niyasa berupa patung atau daksina lingga itu. . Mesucian artinya menjauhkan roh-roh yang tidak diinginkan, agar tidak mengganggu kesucian niyasa Pelinggihan Ida Bethara. Mesucian dapat dilakukan setempat (di area Pura/Sanggah pamerajan) atau di sumber mata air. . Upacara ngelinggihang didahului dengan menanam "Pangenteg Gumi" yaitu sebuah gentong tanah yang di dalamnya berisi banten: suci, panca datu, pala gantung (buah-buahan), pala bungkah (umbi-umbian), orti pala kerti, dan uang logam sebanyak 700 keping. Pangenteg gumi itu ditanam di belakang bangunan Padmasana. Setelah selesai memendak, mesucian dan menanam pangenteg gumi, maka niyasa itu distanakan di pelinggih yang sudah disediakan. Seterusnya dihaturkanlah persembahan atau upakara untuk keperluan Ngenteg Linggih dan juga aturan/ bhakti dari para pemedek (para bhakta yang hadir pada upacara itu). . Persembahyangan bersama dilanjutkan dengan nunas tirta wangsuh pada, bija, dll. . Ida Bethara yang distanakan dapat "nyejer" artinya terus menerus dipuja selama 3, 7, 11, 42 hari, tergantung keinginan dan kemampuan para bhakta. Jika tidak ada keperluan lain, maka penyineban dapat dilakukan segera setelah upacara persembahyangan selesai, atau sore harinya, atau keesokan harinya. Tata cara "nyineb" dimulai dengan menghaturkan banten "sidakarya", kemudian persembahyangan, dan seterusnya niyasa Ida Bethara disimpan di tempat yang aman. Jika menggunakan daksina lingga, tetap dibiarkan di pelinggih. Setelah itu hiasan-hiasan Pura/ Sanggah pamerajan dibuka dan kotoran-kotoran berupa sisa-sisa banten dibersihkan. |